Di Baron.


Kabut tipis di ujung jalan.
Embun masih saja sama basahnya.
Aku menuju mercusuar itu.

Di depanku deru ombak saling mengejar.
Seolah mencari jalan keluar dari dalamnya lautan.


Malam baru saja menghilang.
Terang mengambil peran.
Pelan kuatur langkah ke arah bukit.
Sebentar lagi matahari kembali dari persembunyian.

Aku menggigil.
Di atas bukit masih sepi.
Ingin memelukmu, tetapi malu.

Katamu ada banyak kegiatan yang jauh lebih menyenangkan.
Tergelak aku seraya menjawab, "ini moment langka, menikmati sunrise berdua".
Aku tetap menuju mercusuar.

Angin memporak porandakan helaian rambutmu.
Hatiku pun.
Bagaimana bisa aku rindu pada seseorang yang tengah berjalan tepat di belakangku?

Diam-diam kutatap teduhmu.
Dadaku membuncah.
Sayang, aku rindu!

Tidak ada yang lebih rumit dari ini.
Aku rasa.

Komentar

Postingan Populer