Terang Bulan Cokelat Kacang

Kemarin malam selesai me time (beres-beres rumah dilanjutkan mandi) aku yang tengah duduk sambil memerah ASI bergumam ke suamiku, "martabak cokelat pake kacang enak kayaknya yaa Yang?"
Dia cuma menjawab, "iya kayaknya.."
Dan terus melanjutkan pekerjaannya pada gadget yang dia pegang.
Cuma begitu saja. Sebenarnya bukan kode aku minta jajanin martabak malam itu. Cuma keinginan yang lewat sekelebat, dan tidak serius karena setelah itu aku sibuk mengganti popok bayiku dan kami berdua sibuk menyiapkan tidur yang nyenyak. Sementara suamiku masih sibuk dengan pekerjaannya, tentu saja.
Entah berapa lama aku terlelap sambil menyusui bayiku dalam pelukan. Sampai akhirnya aku dibangunkan oleh bapaknya si bayi.

"Yang bangun, ayo makan.."
Nyawaku yang belum terkumpul penuh merasa agak sedikit kesal karena dia membangunkan tidurku. Padahal kami sudah makan bersama sebelum aku mandi dan tidur. Dan dia tau aku baru saja bisa istirahat.
"Hah?", jawabku seadanya sambil berbisik.
"Sini, ayo temenin makan..", katanya juga ikut berbisik.
Aku lihat dia pakai kemeja dilapis jaket, lengkap dengan celana panjang dan menjinjing tas. Mau ke mana orang ini, batinku.
Tapi aku masih nggak ngeh sama sekali kalo dia malah habis pergi keluar.
Kulepas bayiku yang sudah tertidur nyenyak.
Dan menghampiri suamiku di meja dapur.
Mukanya sumringah, senyumnya lebar sekali sambil sesekali menyedot ingus di hidungnya yang rewel. Selalu pilek.

"Kamu habis dari mana?", tanyaku.
"Habis keluar, beliin ini buatmu", jawabnya sambil membuka kotak kertas cokelat yang aku familiar sekali itu bungkusan apa.
Aku ikut sumringah dan terkekeh. Kesalku menguap entah ke mana.
Kuraih kotak cokelat yang isinya ada terang bulan cokelat kacang seperti gumamanku beberapa waktu sebelumnya.
Suamiku membelikanku diam-diam saat aku tertidur. Buatku katanya, walaupun dia juga ikut mencicipi beberapa potong.
Kami makan bersama sambil sesekali saling lempar senyum lebar.

Dia tidak romantis sama sekali.
Tidak pernah melakukan hal-hal puitis yang akan membuatku tersipu malu. Tapi dia tidak mudah ditebak. Bisa saja diam-diam pulang menghadiahiku nasi padang kesukaan, setelah aku sepanjang hari sibuk mengurus bayi.
Atau seperti malam kemarin diam-diam keluar jajan terang bulan cokelat kacang.
Mungkin buat sebagian orang itu hal yang biasa saja. Tapi, suamiku melakukannya karena dia ingin membuatku senang dengan cara yang begitu sederhana.
Karena dia tau, moodku gampang menjadi lebih baik hanya dengan makanan enak.
Hahahaha.

Terima kasih untuk selalu belajar menyenangkan hatiku, yaa Mas.
Terima kasih juga sudah bekerja keras untuk selalu mencukupi kami berdua.

Komentar

Postingan Populer