Jiplakan Demi Konten.

Beberapa hari yang lalu aku dibuat sebal setengah mati oleh seseorang yang ku kenal.
Dan sebenarnya kami tidak pernah ada masalah pribadi sebelumnya, i think, maybe hmmm.
Sampai pada suatu waktu ku temukan postingan instagramnya berada di posisi paling atas linimasa ketika aku pertama kali membuka aplikasi tersebut.
DHANG !!!
Caption postingannya seperti tidak asing di mata dan pikiranku.
Tidak ingin langsung tersulut emosi, aku membuka profilku sendiri.
Mencari-cari bagian mana caption yang sama itu pernah terselip pada profilku.
Iya, benar saja, itu adalah caption yang kubuat sedikit gombal mukiyo buat pacarku. Foto hitam putih yang sengaja kuposting karena kami berdua nampak tertawa lepas berdua di satu frame.
Aku kembali membaca ulang caption seseorang yang isi captionnya memang kepunyaanku itu.
Yak, cuma satu kata yang dia ganti, dari kata kau menjadi kalian.
Bagaimana bisa aku tidak meradang?

Aku beranggapan diriku terlalu baper saat itu, jujur saja.
Kemudian postingan orang itu akhirnya kucapture. Juga postinganku dengan caption yang sama, detail dengan tanggal postingannya.
Kucari kontak temanku, Rara, dan kukirim dua postingan dengan caption yang sama tersebut.
Kutanyai Rara, apakah wajar jikalau aku meradang melihat postingan seperti ini?
Kuceritakan pada Rara bahwa yang bersangkutan sama sekali tidak ada menanyaiku apakah boleh menggunakan caption yang sama untuk postingannya.
Dan tidak lupa kutanyai Rara, apakah aku baper?

Rara membalas pesan singkatku yang nampak emosyionel.
Dan jawaban Rara membuatku sedikit bisa memberi udara pada otakku yang mulai kram menahan sebal.
Wajar kalau aku marah atau sebal, kata Rara.
Walaupun tidak kujelaskan lebih lanjut, sepertinya Rara mengerti maksudku mengadukan hal remeh ini padanya.
Iya, aku memang sebal sekali kalau ada orang yang tiba-tiba menjiplak tulisanku tanpa permisi dan mempostingnya ulang di jejaring media sosial untuk diperlihatkan pada khalayak ramai.
I'm so sorry, aku memang bukan penulis yang sudah mencetak buku secara komersil.
Tapi aku memang benar-benar sebal pada orang yang hobi menjiplak ide orang lainnya. Entah untuk konsumsi pribadi ataupun untuk publikasi.
Itu sangat tidak sopan.

Sebenarnya tulisanku ini sangat tidak berbobot.
Sangat receh dan nirfaedah.
Aku terbiasa menulis hal-hal receh di buku harianku atau di akun media sosial, sekalipun kadang aku masih malas-malasan untuk rutin menulis.
Tapi sungguh, menjiplak tulisan orang lain itu bukanlah hal yang harus kamu lakukan demi sebuah postingan yang ingin kamu pamerkan.

Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain.

Kalimat di atas aku dapatkan dari wikipedia.
Bukankah rasanya hal ini sudah cukup mampu menjelaskan apa maksud dari jiplak menjipak yang sangat ku benci itu?

Aku sedikit emosi saat mengetahui kenapa orang itu seperti tidak ada jera-jeranya dalam hal menjiplak untuk kepentingan feed media sosial?
Kuberikan komentar emote smile di postingannya, tidak direspon.
Lalu aku membuat story tentang plagiat di akun instagramku.
Tidak sama sekali membawa namanya.
Beberapa jam kemudian yang bersangkutan mengirimiku DM dengan kalimat kurang lebih begini,
"oh, gak boleh yaa Cha? yaudah aku hapus deh."

Kujawab padanya kalau semua itu bukan tentang boleh atau gak boleh, lebih tepatnya tentang ada cara yang lebih baik dibandingkan menjiplak tanpa izin.
Kemudian yang bersangkutan malah menanyaiku lagi, kenapa tidak langsung DM dia saja dibanding membuat story di instagram membahas tentang plagiat. (?)

WHAAAAAAAAT? 
AKU MENGIRIMIMU DM UNTUK MEMBAHAS HAL JIPLAKAN?
KENAPA BUKAN KAMU YANG MENGIRIM DM UNTUK BERTANYA BOLEHKAN CAPTION TERSEBUT DIJIPLAK UNTUK KEPENTINGAN FEED INSTAGRAMMU, MBAK?

Aku saat itu tidak habis pikir.
Kuabaikan balasannya yang kedua.
Ternyata setelah itu akunku di-unfollow, bodoamat.
Di facebook pun aku diblokir, bodoamat.

Kadang lebih baik menjauh saja pada spesies orang yang sejenis ini, susah.
Dia merasa berhak untuk sesuka hati menjiplak dan menggunakan karya orang lain untuk dirinya.
Aneh bukan?
Oh iya, orang itu tidak sekali dua kali kudapati memakai karya orang lain demi asupan media sosialnya agar lebih menarik.
Di facebook juga sering banget malahan.
Entah tulisan orang lain yang digunakan tanpa credit title, atau foto orang lain yang dipakai untuk tujuan yang entah.
Who hurt you, Girl?


Tulisanku ini yang dia pakai untuk caption di instagramnya.
Tapi kata kau diganti jadi kalian.
Wkwkwk gak sih?


Komentar

Postingan Populer